(2) Profesi dalam Bidang IT
Profesionalisme dalam Bidang IT
Saya masih ingat bagaimana perasaan pada masa awal saya diterima sebagai mahasiswa Universitas Jember melalui jalur SNMPTN. Pada saat itu, saya sangat semangat dan terus membayangkan bagaimana kelak saya menjalani kehidupan kuliah saya hingga masa depan sebagai profesional di bidang IT. Menggunakan semangat tersebut saya mencari apa saja yang dilakukan oleh seseorang yang berkutat dalam bidang IT dengan sedikit pengetahuan saya soal komputer seputar Microsoft Office dengan bangga dan percaya diri saya menerima kenyataan bahwa tidak lama lagi saya akan menjadi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Prodi Teknologi Informasi.
Seiring berjalannya waktu saya mulai memahami bahwa bidang teknologi informasi tidak sesederhana yang saya bayangkan. Awalnya saya sudah bangga dapat mengoperasikan begitu banyak fitur yang dimiliki oleh web browser, sedikit pengetahuan tentang HTML, dll. Kemudian datanglah pengetahuan yang saya dapatkan melalui beberapa matakuliah yang saya tempuh bahwa ada banyak hal yang mendetail yang harus kita kuasai secara esensial dan kenyataan yang kurang lebih membuat saya lelah sebelum berperang pada saat itu adalah kita sebagai profesinal kelak tidak akan berhenti beradaptasi dengan trend teknologi baru yang bermunculan. Namun sebenarnya kita hanya perlu memiliki satu bidang fokus dalam dunia IT yang luas dan dengan fokus yang kita gemari ini kita bisa menjadi tenaga ahli yang mendalami suatu bidang.
Terdapat 3 Program studi yang dimiliki dalam Fakultas Ilmu Komputer antara lain, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, dan Informatika. Ketiga program studi tersebut memiliki scope of work masing masing. Karena saya menekuni bidang teknologi informasi, saya hanya akan berfokus pada profesi apa saja yang dapat dimiliki oleh lulusan teknologi informasi dan bagaimana kita dapat mendapatkan julukan profesional tersebut.
Profesionalisme
Pada resume yang telah saya post sebelumnya yaitu resume dengan judul "Profesionalisme dan Etika Profesi" kurang lebih saya menjabarkan bagaimana seseorang dapat dikatakan profesional, sedikit tentang apa yang dibutuhkan untuk menjadi profesional, dan apa yang akan kita dapat dengan menjadi profesional. Kemudian dalam resume kali ini saya akan kembali menjabarkan lebih detail mengenai apa yang dimaksud dengan profesionalisme dan bagaimana seseorang memiliki sifat dan sikap profesionalisme setelah pertemuan kedua matakuliah Etika Profesi.
Profesionalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mutu, kualitas, dan tindakan yang merupakan suatu ciri profesi atau orang yang profesional. Dari pengertian tersebut saya memahami bahwa sebagai profesional kami dikenal sebagai seseorang yang diciri cirikan memiliki mutu dan kualitas dalam berkerja. Ketika terjun dalam dunia pekerjaan kita tidak akan hanya berkerja sendiri melainkan dengan tim. Untuk itu setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mendapatkan pengalaman berkerja dan hasil yang maksimal.
Pada saat pertemuan kedua, saya sangat menyukai materi yang dibawakan oleh dosen saya yang tertera pada salah satu slidenya berupa gambar yang dapat menjelaskan dengan lengkap bagaimana sih profesionalisme itu?. Menurut gambar dibawah ini setidaknya ada 6 hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut,
![]() |
Link Sumber Gambar |
Kemampuan Berkomunikasi
Sebenarnya dalam dunia pekerjaan kita tidak hanya dihadapkan dengan anggota tim yang berkerja sama dengan kita atau atasan yang bertanggung jawab dalam semua pekerjaan kantor. Kita akan bertemu dengan client sampai dengan orang orang yangbersangkutan dalam sebuah proyek atau pekerjaan tertentu. Orang orang tersebut biasa disebut dengan stakeholder. Dalam Bahasa Indonesia stakeholder berarti pemangku kepentingan. Secara luas stakeholder adalah keseluruhan pihak yang saling berhubungan dan memiliki kepentingan atau andil dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Contoh sederhananya, jika kira berperan sebagai penjual pizza kita bisa memiliki pelanggan, pemasok bahan, karyawan, pemilik cabang, dll sebagai stakeholder. Dengan begitu kita sebagai profesional di bidang IT harus memiliki kemampuan atau kepiawaian dalam berkomunikasi agar apa yang dipahami oleh tenaga ahli dapat dipahami dengan jelas dan serasi oleh stakeholder. Mungkin selama ini kita sebagai seseorang yang tidak berkutat dalam bidang IT merasa dapat denganmudah menyampaikan apa yang kita maksudkan pada lawan biacara kita. Namun sebagai developer, kita akan menemui berbagai kesulitan dalam menyamakan pemahaman tentang produk yang sedang menjadi topik dalam sebuah diskusi.
Pengalaman Sebagai profesional sudah semestinya kita percaya diri dengan keahlian yang kita miliki. Namun bagaimana dengan orang lain yang akan menggunakan jasa kita sebagai tenaga ahli? bagaimana cara mereka percaya dengan keahlian yang seorang profesional miliki? dengan ini pengalaman dalam berkerja sangat diperlukan. Untuk memperoleh pengalaman secara esensi kita harus memiliki tiga hal yaitu kerja keras, ketekunan, dan kemampuan. Dengan tiga hal tersebut kita dapat terus membangun profil kita untuk ditunjukkan sebagai sebuah pengalaman yang baik. Pengalaman tentu tidak bisa dibangun dengan waktu yang singkat, terutama jika kita menginginkan pengalaman terbaik sebagai profil kita sebagai profesional. Sebagai mahasiswa pengalaman dapat dibangun dengan kegiatan sederhana mulai dari membangun proyek pribadi dengan melibatkan banyak pihak didalamnya sehingga membangun kredibilitas proyek, mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi yang bergerak dibidang IT, mendaftarkan diri pada program magang, hingga kompetisi. Namun, ketika sudah menjadi pribadi yang lebih besar dari seorang mahasiswa kita perlu kegiatan yang memberikan nilai lebih tinggi contohnya sertifikasi IT.
Sebuah perusahaan atau organisasi pasti memiliki target untuk mencapai sesuatu demi membuat suatu perkembangan. Dengan target ini perusahaan memberikan fasilitas hak dan kewajiban kepada karyawannya untuk bersama menjadikan target yang dimiliki tersebut tercapai. Dengan diberikannya fasilitas berupa hak dan kewajiban yang dimiliki karyawan atau profesional kita harus memiliki komitmen untuk memberikan serta mendapatkan keuntungan kedua belah pihak. Target yang diinginkan perusahaan tercapai dan kita mendapatkan hasil dari usaha kita dalam mensukseskan target tersebut. Apa jadinya jika sebagai profesional tidak memiliki komitmen yang terjalin antara karyawan dan perusahaan? Bisa jadi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut memanjang, biaya yang diperlukan melonjak, rencana yang dibentuk tidak berjalan dengan sesuai, dan perusahaan mengalami kerugian. Dedikasi profeisonal pada hal yang ia kerjakan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh profesional.
Seperti yang sudah dijabarkan pada resume sebelumnya, Kode Etik yang kita miliki sebagai profesi tertentu merupakan pegangan untuk terus melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dan merupakan harapan kepada seluruh anggota profesi untuk dipatuhi. Hal ini memberikan beragam dampak apabila seorang profesi menaati atau melanggarnya. Dengan kode etik seluruh kegiatan profesional dapat berjalan sesuai dengan norma dan moral sehingga menimbulkan keseimbangan dalam segala kegiatan.
Karakter Selain kemampuan dalam berkomunikasi, kita sebagai profsional juga harus mampu dalam bersosialisasi. Menjaga keharmonisan dalam sebuah perusahaan adalah hal yang penting dan sebuah lingkungan pekerjaan dapat dikatakan sehat apabila tidak ada yang merasa tidak nyaman dalam lingkungan tersebut. Akan lebih baik lagi jika kita mejadi salah satu pribadi yang mampu menyatukan keadaan dan menjaga keharmonisan didalamnya. Dengan adanya kelancaran komunikasi dapat dipastikan kelancaran dalam berkerja juga mudah didapatkan. Lingkungan yang mampu menghargai pendapat, menerima masukan dan kritikan, beradat baik, dan kompetisi yang sehat adalah hal yang sulit diciptakan dan sering lupa untuk terus dibudidaya.
Dalam sebuah perusahaan atau bisnis, kita akan menemukan sebuah aturan baru didalamnya yang sudah sedari awal ada. Ketika kita memasuki lingkungan pekerjaan baru kita akan mendapati bahwa dalam lingkup tersebut ada yang namanya budaya dari hal hal kecil yang dilakukan yang merupakan kepercayaan anggota lingkungan tersebut. Kita jug harus menghormati kebudayaan dan aturan yang telah ada tersebut sehingga tidak menimbulkan bentrok atau permasalahan. Misalnya saja, budaya untuk mengundurkan diri. Dalam setiap perusahaan pasti memiliki peraturan yang mengatur karyawanya bagaimana cara untuk mrngajukan pengunduran diri. Bisa jadi mengirim surat izin mengundurkan diri 1 bulan sebelum kepergian untuk menyiapkan segala hal yang akan ditinggalkan seperti tugas dan pengganti karyawan.
Jenis - Jenis Profesi di bidang IT
Pada masa saya masih menjadi mahasiswa baru saya berekspektasi bahwa setidaknya ada 3 hal yang akan saya lakukan saat perkerja nantinya seperti programming/testing/debugging sebuah software, mengaplikasikan sebuah software pada sebuah perusahaan, dan mengelola database. Lebih luas dan detail dari tiga hal tersebut ternyata ada banyak profesi di bidang IT yaitu,
Sumber: PPT Mata Kuliah Etika Profesi Pertemuan Ke-2 (Profesi IT dan Profesionalisme) |
Komentar
Posting Komentar